Ciri-ciri Jenis Sampah Anorganik
Sampah anorganik memiliki karakter tertentu yang tidak dimiliki sampah organik, seperti berikut.
Ciri utama dari sampah anorganik adalah sulit terurai. Butuh waktu yang sangat lama untuk terurai secara alami. Rentang waktunya mulai dari puluhan hingga jutaan tahun. Hal ini yang dapat menjadikan sampah anorganik sangat berbahaya bagi lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik.
Jenis dan Contoh Sampah Organik
Dilansir dari situs DLH Kabupaten Buleleng, berikut ini jenis dan contoh sampah organik.
#2 Dapat Digunakan Kembali
Selain daur ulang, sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali atau reuse. Dengan reuse, sampah pun bisa bermanfaat untuk dijadikan produk lainnya. Barang-barang sederhana dapat dibuat dari sisa-sisa rumah tangga. Misalnya, wadah makanan cepat saji bisa digunakan lagi sebagai wadah bumbu rumah tangga, dan lainnya.
#3 Memiliki Efek Serius dalam Jangka Panjang
Jika dua dampak tersebut terus berulang dan tidak ada penanganan yang serius, bukan hal yang mustahil lagi akan memberikan efek serius dalam jangka panjang. Hal ini berpotensi bumi semakin tidak sehat, krisis pangan, dan keberadaan seluruh makhluk hidup pun kian terancam.
Elizabeth Kolbert menyebut ini sebagai “Kepunahan Keenam” yang mana ancaman kepunahan karena proses sejarah yang tidak alami atau tidak organik. Sehingga, cepat atau lambat manusia juga harus berperan andil dalam mengelola sampah yang bertanggung jawab.
Salah satu cara mudahnya adalah dengan memilah sampah organik dan anorganik secara mandiri. Kemudian, membuangnya ke tempat sampah secara terpisah.
#2 Terbuat dari Bahan Pabrik
Sebagian besar sampah anorganik berasal dari bahan pabrikan atau sintetis. Contohnya adalah styrofoam yang tergolong sampah tidak alami, karena terbuat dari campuran bahan sintetis, seperti polystyrene dan gas CFC (Freon) yang berpotensi merusak lapisan ozon.
Sampah Anorganik Lunak
Sampah jenis ini adalah sampah atau limbah yang bersifat lunak atau lentur serta mudah dibentuk. Contohnya seperti, sampah plastik, styrofoam, bungkus makanan cepat saji. Selain itu, ada juga yang bersifat cair, seperti bekas air deterjen, air sabun, minyak goreng dan sebagainya.
Sampah Anorganik Lunak
Disebut sampah anorganik lunak karena limbah ini memiliki sifat lunak atau lentur sehingga mudah dibentuk.
Contoh dari sampah anorganik lunak adalah yang berbentuk plastik, styrofoam, bungkus makanan cepat saji, termasuk zat cair, seperti limbah air deterjen, air sabun, minyak goreng, dan sebagainya.
Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik
Pada dasarnya, sampah organik dan anorganik harus dipilah terlebih dahulu dan tidak hanya dibuang ke satu tempat yang sama. Karena, bila kedua jenis sampah tercampur aduk akan memberikan dampak buruknya tersendiri, seperti berikut ini.
Mencegah dan mengurangi sampah dari sumbernya
Pemilahan sampah dapat dimulai dari dalam rumah seperti memisahkan sampah organik dan anorganik.
Mengurangi sampah bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti menghindari penggunaan produk barang sekali pakai, menghemat air dan listrik, menggunakan tas kain saat berbelanja dan meminimalkan penggunaan tisu.
#4 Meningkatkan Pendapatan Ekonomi
Dari sampah anorganik, kita bisa menghasilkan barang baru dan uang. Sampah anorganik yang diolah dengan baik dapat membantu meningkatkan pendapatan ekonomi.
Apalagi ketika seseorang berhasil menjalankan usaha khusus di bidang daur ulang sampah, kesempatan kerja pun kian meningkat.
Waste4Change menyediakan layanan daur ulang sampah anorganik bagi individu dan mandiri. Untuk kamu yang ingin ikut berkontribusi pada lingkungan dengan mengelola sampah anorganik secara bertanggung jawab, kamu bisa kunjungi manfaatkan layanan Send Your Waste dan kirim sampah anorganik ke berbagai partner daur ulang Waste4Change di daerahmu. Syarat dan ketentuan kunjungi w4c.id/SYW.
Usaha kecil dengan mengumpulkan sampah adalah bentuk usaha sederhana yang menghasilkan pendapatan tambahan. Sampah anorganik yang terkumpul, kemudian dijual untuk diolah kembali menjadi barang baru yang laku di pasaran.